Sabtu, 28 November 2015

The blame is on me...

Setelah ayah meninggal, aku pikir gak ada laki-laki manapun yang bisa bikin aku sedih.
Gak ada satu laki-laki pun yang bisa bikin aku patah hati, sepatah waktu ngeliat bed side monitor ayah nunjukin garis lurus semua.
I thought my heart was on its worst broken state.
But i was wrong.

Perasaan gak diharapkan, gak diinginkan, gak dibutuhkan, gak disayang, gak dipertahanin, masih dan akan tetap selalu jadi kesedihan terbesarku.
Ayah pergi, tapi aku tau beliau selalu punya harapan ke aku, dia selalu sayang sama aku, dan aku tau itu.
Tapi waktu kamu pergi, semua perasaan gak diharapkan, gak diinginkan, gak dibutuhkan, gak disayang, gak dipertahanin, gak berguna itu muncul semua.
Bikin aku bertanya-tanya, "Apa memang aku segitu gak pantesnya dipertahanin?"
"Apa memang dari awal gak ada rasa sayang yang bikin dia takut kehilangan?"
"Apa memang aku yang take him for granted? Dari awal memang gak ada intensi buat berjuang bareng?"
Hehehe the joke is on me :-)

Aku pikir, sejelek apapun sifat seseorang, kalo pasangannya memang bener sayang pasti akan menerima dan memaklumi.
Kalo pun pasangannya gak bisa menerima, dia akan sampaikan keberatannya ke pasangannya tersebut untuk kemudian sama-sama cari solusi.
Bahkan kadang, ketika pasangannya gak berubah pun, rasa sayang itu yang bakal mempertahankan keduanya dalam sebuah hubungan.
The conclusion is... he never loved me anyway. How foolish i am.

He told me about his feeling in the end, itu pun karena paksaan.
Kalo gak dipaksa, mau berapa lama aku dibohongin dalam hubungan ini?!
Hahahaha aku gak menyalahkan dia atas ketidaknyamanannya dengan aku
Aku gak menyalahkan dia atas setiap ceritaku yang cuman dianggep angin lalu
Aku gak menyalahkan dia yang nyalahin aku karena sifatku
Aku gak menyalahkan dia yang ngerasa gak diperhatiin, padahal saat aku perhatiin dia, aku cariin dia waktu dia ilang, tanggepannya cukup bikin kaget dan kapok buat nyariin lagi
Aku gak menyalahkan dia buat semua hal yang terjadi selama pacaran
Aku gak menyalahkan dia yang memprioritaskan hal-hal lain sampe nyuekin chatku berjam-jam
Aku gak menyalahkan dia yang sering banget ngeread, nganggurin chatku, karena yah aku harus konsisten sama omonganku
Aku bahkan gak menyalahkan dia yang gak mau nuntut aku ini itu tapi dalam hatinya dia pengen aku berubah dan akhirnya ninggalin aku

Yang aku gak bisa terima kenyataannya sampe sekarang...
how he made me feel unwanted
how he made me feel i'm nothing for him by saying i'm not his priority
how he made me feel unloved, for this last month
how he made me think his feelings are fake
how he made me think his love is fake
how he made me think this relationship is only a phase in his life that has been passed! Damn it!
how he made it looks soooo easy to leave me
how he seems sooo happy without me.

You know what sucks? Watching the person that makes you happy, be happy with someone else.
And the saddest fear comes creeping in: that you never really loved me...

"Kau menyombongkan tentang cinta yang tidak akan kudapatkan lagi darimu, seakan-akan kau pernah memberiku cinta yang baik"
- Putu Aditya Nugraha