Minggu, 29 Juli 2012

haruskah aku lantas pergi?

tiga tahun lalu
saya putus sama mantan yg terakhir, terus ada seseorang ngajakin sepedaan ke undip bareng-bareng. saya tau dia diem-diem lagi ngedeketin saya tapi saya nge-iya-in aja ajakannya. padahal biasanya kalo ada orang yg lagi pdkt tapi saya gak suka gak akan saya tanggepin. kami ketemuan di pom bensin deket rumah. sepeda saya bannya kempes jadi mau gak mau ya pinjem sepeda adek yg pendek. begitu ngeliat saya dari jauh dia langsung dadah-dadah, begitu udah deket dia kasih senyum, terus ketawa liat sepeda anak kecil yg saya pake. saya cemberut dan dia langsung genjot sepeda gunungnya.
kami sampe di taman undip dengan keringat bercucuran, for your information, sepeda makin pendek itu makin susah digenjot. ngos-ngosa duduk di tamannya, saya gak bicara banyak karna masih kepikiran mantan saya yg baru saya putusin. dia beliin saya eskrim yg lewat biar saya gak sedih terus. gak lama saya minta pulang. ngelewatin tanjakan menuju rumah dia nemenin saya dorong sepeda, padahal dia bisa genjot sepeda gunungnya dengan gampang. sampe di rumah saking capeknya saya mimisan, dia panik.

dua tahun lalu
saya balikan sama mantan dan si dia pun menghilang. tau diri.

dua minggu lalu
saya sudah lama menjomblo. si dia sudah lama tidak terdengar kabar. sudah lama juga saya tidak online facebook lewat laptop. saya pun mengaktifkan semua situs jejaring sosial mumpung laptop di rumah menganggur, tiba-tiba dia menyapa di chat box. entah kenapa saya tersenyum. kami berbincang banyak hal hingga larut,  hingga lelah, hingga puas, hingga tidak ada lagi yang bisa dibahas. dia mengajak saya bermain, sudah lama tidak bertemu. saya ingin menolak, tapi kenapa harus ditolak? toh saya tidak ada rencana apapun. tidak harus merasa tidak enak pada siapapun. akhirnya kami bertemu. dia membeli dua buah ice cream, dia masih ingat kesukaan saya. di warung leker kami bercerita banyak, tentang sekolahku, tentang pekerjaannya di jakarta, tentang keingintahuannya tentang perasaanku terhadap mantan terakhirku. lagi-lagi.
sebenarnya saya tidak suka ditanya tentang mantan, membuat saya teringat yang sudah lewat, memperlihatkan bahwa saya dulu pernah begitu bodoh menunggunya. tapi tidak apa-apa, saya sudah tidak ada rasa. dia bercerita bagaimana temannya memberitahu tentang kejelekan mantan saya, tapi dia tidak mau cerita lebih dalam, saya juga tidak mau dengar. kami saling menghormati. sudah dua jam, kami pulang.
tanpa sepengetahuan saya eskrim yang dia beli untuk dirinya, dia taruh di laci motor saya.


dua hari lalu
dia kembali lagi ke semarang dan mengajak bertemu, saya pikir saya tidak ada rencana lain, jadi saya pun mengiyakan. kami bertemu di taman kota jam tujuh malam, bermain sepatu roda bersama dia dan temannya. mengingatkan saya pada masa kecil di rumah eyang. saya bukan jago, tapi saya juga tidak bodoh memainkan sepatu roda hingga harus jatuh terus menerus dan terus diawasi. kami memutari taman bersama, sesekali saya memegang tangannya karna hilang keseimbangan.
ketimbang wajah, saya lebih suka memperhatikan tangan laki-laki, apalagi melihat urat halus berwarna biru nya menonjol hihihi. tapi saya juga suka melihat wajahnya yang teduh. juga matanya yang dibingkai frame hitam kotak. saya meluncur kesana kemari, dia mengikuti sambil terkadang menunjukkan sedikit atraksi. saya tahu dia suka sekali bermain sepeda, skate, dan hal-hal semacam itu. dia jago, dan juga tukang pamer :p
satu kali saya hilang keseimbangan lagi dan memegang lengannya, lalu saya lelah dan tidak mau melepas genggaman, saya ikut saja kemana dia meluncur. melihat banyak orang di sana, memperhatikan keluarga yg sedang duduk-duduk santai, orang pacaran yang bermesraan, anak-anak kecil yg sangat jago bermain sepatu roda dan bersliweran kesana kemari. tanpa saya sadari dia memandang ke arah saya dan tersenyum, dia bilang dia suka melihat ekspresi wajah saya, waktu diam, waktu cemberut, waktu tertawa, waktu kebingungan. saya tertawa dan meninju perutnya. saya sukaaaaa sekali meninju perutnya, waktu dia bercanda yang tidak lucu, waktu dia menggoda saya, waktu dia keceplosan mengatakan hal-hal tentang aku yang masih dia ingat sampai sekarang, waktu dia memandang wajah saya lama-lama.
semakin malam dan saya memutuskan pulang.


kemarin
dia menanyakan kaki saya yang sakit dan sedikit bengkak. saya tidak tahu kenapa setiap kali dia bertanya tentang keadaan saya, saya selalu berubah menjadi manja dan seperti ingin diperhatikan. tapi saya bilang baik-baik saja dan masih ingin bermain lagi kalau bisa. dia pun mengajak saya kembali bermain lagi. kali ini kami berangkat bersama, mencari parkiran bersama, menyebrangi jalan raya bersama, dan yang tidak saya duga dia menggenggam tangan saya. saya terkejut, baru kali ini ada orang yang menggenggam tangan saya ketika menyebrang, biasanya saya yang menjadi tameng untuk yang lain ketika menyebrang, kali ini saya mengekor di belakangnya. menunggu agak lama pesanan sepatu roda di tempat langganan. dia mulai menggila dengan temannya, dan temannya tiba-tiba bertanya "kamu gak ilfeel ngeliat dia kayak gini?" saya tertawa sambil melihat dia "emang aku suka dia sampe mesti ilfeel segala?" saya pikir candaan saya akan membuat dia tertawa, tapi ternyata roman mukanya berubah. saya diam, merasa bersalah.
sepatu roda pun datang, kami memakainya dan mulai bermain. saya usir dia agar bermain bersama teman-temannya yang sama jagonya dengan dia, dia menggelengkan kepala, tetap di samping saya meskipun jalan saya lambat dengan sepatu roda ini. ditambah kaki yang masih agak sakit membuat saya tidak selincah kemarin. apalagi hari itu malam minggu, banyak sekali orang dan saya sedikit takut meluncur. saya pun memegang lengannya lebih sering ketika tidak bisa mengerem lajur sepatu roda, saya genggam tangannya dan bilang untuk meluncur saja, saya mengikuti. dia tersenyum melihat saya memegang erat lengannya, saya ikut tersenyum. di jalan yang agak sepi saya melepas lengannya dan meluncur sendirian, dia mengikuti perlahan hingga saat saya kehilangan keseimbangan dan hampir menabrak orang dia memeluk saya dari belakang.
saya tertawa, dia tertawa lebih kencang menertawakan saya. saya tinju lagi perutnya dan memegang lengannya lagi mengikuti kemanapun dia meluncur. hingga waktu berlalu saya memutuskan untuk pulang.
sudah lama saya tidak tertawa selepas itu dengan laki-laki yang saya suka. sudah lama saya tidak menunjukkan ekspresi yang ingin saya tunjukkan, manja, sakit, sedih, marah, bahkan tidur di punggungnya ketika dia mengendarai motor. sudah lama saya tidak sebahagia ini tanpa memikirkan masa lalu. biasanya laki-laki selalu membedakan antara perempuan dan dunia laki-laki ataupun hobinya, tapi dia mengenalkan saya dengan dunianya, membuat saya enjoy dengan dunianya, membuat saya merasa tidak diduakan apalagi dinomerduakan dari hobinya, membuat saya mengenal teman-temannya dan bukan malah menyembunyikan saya.


sekarang dan sampai kapanpun
tapi semakin dia memperlakukan saya dengan baik, semakin dia melakukan hal-hal yang membuat saya senang, semakin saya merasa sedih. semuanya udah berakhir bahkan sebelum sempat di mulai. semakin dekat setiap harinya, membuat kami semakin jauh di dalam. ada hal berbeda yang tidak bisa disatukan. karna dari doa-doa yang kami kirimkan satu sama lain, aku akan selalu berdoa sambil menengadahkan kedua tangan sebatas dada, dan dia akan selalu memejam sambil menyatukan kedua tangannya di depan dada. meskipun setiap isi doa kami akan selalu sama. amin.

Tidak ada komentar: